Khitanan Masal Di Kandatel Jakarta Barat

Sebagai bukti keseriusan TELKOM Kandatel Jakarta Barat dalam melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR), BAPEROHIS Kandatel Jakarta Barat bekerja sama dengan YAKES DIVRE II Jakarta dan HR area Jakarta Barat mengadakan khitanan massal untuk 100 orang anak yang tidak mampu maupun anak yatim diwilayah Telkom Kandatel Jakarta Barat. 

Kegiatan dilaksanakan pada hari Rabu (04/07) di ruang Abdi Satya Bhakti lt.7 gedung Datel. Hadir dalam acara GM Kandatel Jakarta Barat Badriyanto, GM Usas Divre II Thomik Armawan, Ketua BAPEROHIS Kandatel Jakarta Barat Faisal Agung Prabowo, JOM HR area Jakarta Barat Heldiana Purmaningsih dan Para Manager Kandatel Jakarta Barat. Pada pelaksanaan khitanan turut menyaksikan Wakil Walikota Jakarta Barat Murdani dan Camat Grogol Petamburan Rustam Efendi. 

Dalam sambutannya Faisal Agung Prabowo mengatakan bahwa Telkom selalu peduli dan berusaha mendekatkan diri kepada masyarakat melalui khitanan masal setiap tahun. 

Pada kesempatan lain GM Kandatel Jakarta Barat Badriyanto dalam sambutannya mengatakan bahwa melaksanakan khitanan merupakan salah satu sunah Nabi dan untuk kesehatan. Dengan diadakan acara ini semoga bermanfaat bagi masyarakat, mudah mudahan apa yang dilakukan Telkom Jakarta Barat mendapatkan barokah dari Allah Swt, paparnya. 

Khitanan ini dilaksanakan dalam mengisi liburan sekolah dan merupakan agenda rutin yang dilakukan setiap tahunnya. Semoga anak-anak yang di khitan ini menjadi anak yang soleh dan berguna bagi Nusa dan Bangsa.


Sumber : http://telkom.net/telkom-peduli/berita-csr/sosial/khitanan-masal-di-kandatel-jakarta-barat.html

Jakarta Bersiap Batasi Penggunaan Sepeda Motor

KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZESMotor terjebak kemacetan saat jam pulang kerja di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (11/11/2014). Selama Desember Pemprov DKI Jakarta akan membatasi kendaraan roda dua melintas Jalan MH Thamrin mulai dari Bundaran Hotel Indonesia sampai Istana Merdeka.

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Muhammad Akbar menyatakan seluruh sarana dan prasarana pendukung untuk kawasan pelarangan sepeda motor di Jalan MH Thamrin dan Medan Merdeka Barat telah siap. Ia pun menegaskan peraturan tersebut akan siap dilaksanakan mulai lusa, atau tepatnya Rabu (17/12/2014). 

"Kita sudah siapkan rambu, kemudian sosialisasi juga sudah kita lakukan. Pergub juga sudah ditandatangani, busnya pun sudah siap. Petugas juga sudah konsolidasi sejak satu minggu yang lalu. Mudah-mudahan nanti lancar," kata Akbar, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (15/12/2014). 

Akbar kembali menegaskan tujuan dari penerapan peraturan kawasan pelarangan sepeda motor adalah demi menciptakan ketertiban berlalu lintas dan mengurangi angka kecelakaan lalu lintas yang didominasi oleh pengguna sepeda motor. [Baca: Ahok: Saya Enggak Ada Kewajiban Sediakan Parkir Motor untuk Anda]

"Tidak kurang dari 2.000 orang meninggal di dunia. Tetapi jumlah 2.000 orang meninggal itu tidak menimbulkan kekhawatiran sebagian masyarakat. Terlihat dari perilaku sepeda motor yang masih membahayakan, seperti melawan arus dan menerobos lampu merah," ujar Akbar. 

"Dari pengalaman kota yang sudah melakukan ini ya, seperti di Guangzhou (Tiongkok), mereka bisa mengurangi kecelakaan sampai 40 persen kecelakaan lalu lintas," ia menambahkan. 

Meski mengakui ruas Jalan Thamrin dan Medan Merdeka Barat bukan merupakan kawasan dengan tingkat kecelakaan tertinggi, Akbar menyatakan pemilihan kedua ruas jalan itu karena sudah baiknya layanan angkutan umum di lokasi tersebut. 

"Kita memulai yang kondisi kendaraan umumnya sudah bagus. Kemudian yang relatif petugasnya ada. Ya paling pas ya kedua jalan itu," kata mantan Kepala BLU Transjakarta itu. 

Pelarangan sepeda motor rencananya akan berlaku setiap hari tanpa hari pengecualian. Jadi, peraturan akan tetap berlaku pada hari Minggu ataupun hari libur lainnya. Di sepanjang zona pelarangan sepeda motor akan dioperasikan bus gratis yang akan beroperasi dari pukul 06.00 hingga pukul 22.00. 

Di luar jam tersebut, warga bisa menggunakan transjakarta koridor I angkutan malam hari (amari) ataupun taksi.

Penulis : Alsadad Rudi
Editor : Desy Afrianti

Aplikasi Qlue Eror, Ahok Dikritik Warga

KOMPAS.com/ GLORI K WADRIANTOGubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta baru saja meluncurkan Qlue, aplikasi yang memungkinkan warga melaporkan keluhannya kepada aparat pemerintah. Aplikasi ini terintegrasi dengan smartcity.jakarta.go.id dan bisa diunduh di Android Play Store. Rencananya, aplikasi ini terintegrasi dengan aplikasi Crop yang diunduh aparat pemerintah. Sayangnya, banyak warga yang kecewa dengan aplikasi ini. 

Salah satunya adalah Luqman Rimadi (26), seorang karyawan swasta di kawasan Senayan, Jakarta Selatan. Luqman mengaku berhasil meng-install aplikasi ini. Hanya, ia gagal melakukan registrasi. 

"Pas install dan memasukkan nama dan umur, Qlue-nya 'bilang', 'name has been used', kan berarti saya sudah terdaftar. Tapi, pas saya coba login, 'dibilangnya' 'your account is not active', sudah berkali-kali saya coba sampai kapok," kata Luqman, kepadaKompas.com, Senin (15/12/2014). 

Padahal, lanjut dia, saat peluncuran aplikasi ini, ia ingin melaporkan banyak permasalahan di kawasannya. Warga Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, itu mengimbau Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama tidak terburu-buru meluncurkan sebuah aplikasi jika sistemnya tidak siap. 

"Sekarang gimana mau ngadu? Harusnya dipersiapkan lebih matang dulu sebelum diluncurkan. Kalau bahasa anak sekarang, Ahok jangan PHP (pemberi harapan palsu) warga-lah. Warga sudah berharap bisa beri masukan langsung ke Gubernur, eh malah kecewa," kata Luqman. 

Tak hanya Luqman, Abdul Rozak (28) juga gagal melakukan registrasi. Warga Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, itu mengaku ingin mengadukan banyaknya "cabe-cabean" yang kerap mangkaldi dekat kantor Kelurahan Kebon Baru. Menurut dia, "cabe-cabean" itu sudah meresahkan warga lantaran kerap membuat jalanan macet setiap malam. 

"Saya selama ini sulit mengadu. Tapi, ternyata aplikasinya juga belum siap. Mungkin besok-besok saya coba lagi registrasi, tadi gagal 'dibilangnya' 'javascript error' terus," kata Rozak. 

Kekecewaan juga diungkapkan oleh Bintang (28). Ia berharap lurah dan camat lebih tanggap atas pengaduan warga melalui teknologi canggih ini. 

"Gimana mau melaporkan kalau tidak bisa registrasi. Nanti kalau sudah berhasil dan kami laporan ke lurah camat, ada tindakan enggak ke depannya? Karena kemarin-kemarin laporan warga secara manual saja sering enggak dikerjain, gimana sekarang. Lurah dan camat apa semuanya melek gadget?" kata warga Pasar Rebo, Jakarta Timur, itu. 

Penulis : Kurnia Sari Aziza 
Editor : Hindra Liauw

Sering Kecelakaan, Warga Minta Jalur Bus Transjakarta di Bidaracina Dipagar



WARTA KOTA/MOHAMMAD YUSUFSeorang warga terluka parah tertabrak bus Transjakarta JMT-035 plat nomot B 7455 IX, koridor VII jurusan PGC-Ancol, di Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (15/12/2014).
JAKARTA, KOMPAS.com — Jalur bus transjakarta di Jalan Otista Raya, Bidaracina, Jatinegara, Jakarta Timur, atau tepat di depan gang kantor Kelurahan Bidaracina disebut kerap terjadi tabrakan. Oleh karenanya, warga meminta agar pembatas jalan atau trotoar yang ada di tengahnya dipagari saja.
"Tolong usulkan ke pemerintah ini ditutup semua. Percuma ada jembatan penyeberangan. Ini dibikin jalur 'khusus' kayak begitu enggak ditutup, orang ya enggak mau naik ke atas jembatan," kata Arnold, salah seorang tukang parkir di sebuah minimarket depan lokasi kejadian, kepada Kompas.com, Senin (15/12/2014).

Menurut Arnold, sopir bus transjakarta tentu berpikir bahwa orang akan menyeberang naik jembatan. Kata dia, sebelumnya sudah sering terjadi kasus seperti ini.

"Tetapi, kejadiannya beberapa bulan lalu," ujar Arnold. Joni (72), pengurus ojek setempat, mengatakan, kesadaran masyarakat untuk memilih jembatan sebagai fasilitas untuk menyeberang di lokasi itu masih rendah. [Baca: Warga Melihat Penyeberang yang Tertabrak Transjakarta Pakai "Earphone"]


"Karena dia pikir gampang. Kita marah juga enggak bisa. Malah lebih galak dia. Apalagi anak sekolah, nanti dipukul kita yang salah," ujar Joni. "Kalau kita mintanya dipagar saja. Biar selamat, mencegah kecelakaan. Soalnya di sini sudah sering. Kalau jembatan sudah enggak ada fungsinya. Itu mesti dipagari dulu baru orang naik ke atas jembatan," ujar dia.

Pantauan Kompas.com, jalur bus transjakarta di lokasi seorang pejalan kaki tertabrak memang kerap dijadikan warga sebagai lokasi penyeberangan sembarangan. Warga tidak menggunakan jembatan penyeberangan orang yang ada di atasnya. Sedikit pagar yang ada pun sudah terlihat dalam keadaan rusak. Besi-besinya sudah hilang entah ke mana.

Penulis : Robertus Belarminus
Editor : Desy Afrianti

Mulai Hari Ini, Ada Tambahan 31 Jadwal Keberangkatan KRL

IWAN SETIYAWAN (SET

Kereta Komuter - Rangkaian KRL commuter line melintas di jalur di kawasan Kalibata, Jakarta beberapa waktu lalu

JAKARTA, KOMPAS.com - PT KAI Commuter Jabodetabek mulai Senin (8/12/2014) menambah jadwal perjalanan KRL Commuter Line. Ada tambahan 31 jam keberangkatan.

Rincian dari tambahan jam keberangkatan tersebut adalah 11 jadwal perjalanan dari dan menuju Bekasi, lalu delapan jadwal baru untuk rute dari dan menuju Depok dan Bogor, serta 12 jadwal bolak-balik Tangerang.

Khusus untuk perjalanan dari dan menuju Depok dan Bogor, dari delapan penambahan perjalanan, sebagian diperuntukan untuk rute yang berangkat dari dan menuju Jakarta Kota--melewati jalur layang--dan sebagian lagi untuk yang berangkat dari dan menuju Jatinegara--melewati jalur lingkar.

"Dengan penambahan tersebut, maka total perjalanan KRL di Jabodetabek menjadi 724 per hari," kata Manajer Komunikasi PT KCJ Eva Chairunisa melalui keterangan tertulisnya, Senin. Berikut ini jadwal KRL Commuter Line setelah penambahan ini:

1. Dari dan menuju Tangerang
* Jam keberangkatan rute Stasiun Tangerang-Duri: 07.00 - 08.30 - 10.00 - 16.00 - 17.40 - 19.25
* Jam keberangkatan rute Stasiun Duri-Tangerang: 07.40 - 09.10 - 10.40 - 16.40 - 18.05 - 20.05

2. Dari dan menuju Bekasi 
* Jam keberangkatan rute Stasiun Bekasi-Jakarta Kota: 06.26 dan 08.18
* Jam keberangkatan rute Stasiun Bekasi-Manggarai: 18.03 - 19.46 - 21.20
* Jam keberangkatan rute Stasiun Manggarai-Bekasi: 05.49 - 17.27 - 19.06 20.35
* Jam keberangkatan rute Stasiun Jakarta Kota-Bekasi: 07.12 dan 09.14

3. Dari dan menuju Depok dan Bogor
* Jam keberangkatan rute Stasiun Bogor-Jatinegara : 11.37
* Jam keberangkatan rute Stasiun Bogor-Jakarta Kota: 08.00
* Jam keberangkatan rute Stasiun Depok-Jakarta Kota: 15.46
* Jam keberangkatan rute Stasiun Jakarta Kota-Bogor:09.40 dan 16.58
* Jam keberangkatan rute Stasiun Jatinegara-Depok:13.52
* Jam keberangkatan rute Stasiun Depok-Bogor: 07.05
* Jam keberangkatan rute Stasiun Bogor-Depok: 18.55

Penulis : Alsadad Rudi
Editor : Palupi Annisa Auliani


Sumber : Kompas

Dirut BPJS Kesehatan: Daftarlah Selagi Sehat!

Kamis, 4 Desember 2014 | 20:08 WIB

Tribun Jabar/Gani KurniawanPendaftaran program BPJS.


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Nasional (BPJS) Kesehatan, Fahmi Idris, meminta masyarakat untuk mendaftar BPJS selagi sehat.


"Untuk jaminan kesehatan ini, harus kita dorong kepada masyarakat bahwa mendaftar selagi sehat itu penting," ujar Fahmi Idris di kantor BPJS Kesehatan, Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Putih (4/12/2014). 

Fahmi mengatakan, prinsip utama yang diterapkan dalam program jaminan kesehatan adalah sistem gotong royong. Artinya, biaya pengobatan peserta BPJS yang sedang sakit akan dibantu oleh masyarakat lain yang membayar iuran tiap bulan. Namun, pada aplikasinya, tidak jarang beberapa warga mendaftar BPJS ketika sakit dan membayar iurannya. Setelah sembuh, pembayaran tidak dilanjutkan kembali. 

Hal itu, kata Fahmi, membuat sistem gotong royong tidak berjalan efektif untuk jangka panjang. "Prinsipnya, yang sehat membantu yang sakit, yang muda bantu yang tua, yang mampu bantu yang tidak mampu," ujar Fahmi. 

Fahmi mengatakan, praktik pendaftaran BPJS kesehatan hanya ketika sakit dapat mengganggu kelangsungan program.


Penulis : Jessi Carina
Editor : Hindra Liauw


Sumber : Kompas.com News

Ini Kata Dirut BPJS soal Broadcast Message Penolakan Anak di 22 Rumah Sakit

Jumat, 5 Desember 2014 | 07:06 WIB

Tribun Jabar/Gani KurniawanPendaftaran program BPJS.


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Fahmi Idris angkat bicara mengenai beredarnya broadcast message atau pesan berantai tentang layanan BPJS yang kurang baik. Fahmi mengaku pihak BPJS telah mengonfirmasi hal tersebut dengan pihak keluarga.

"Jadi ini kronologisnya tidak seperti yang di media sosial. Kita sudah konfirmasi bahwa semuanya di-handle sebagaimana seharusnya," ujar Fahmi di Jakarta, Kamis (4/12/2014).

Broadast message yang dimaksud Fachmi adalah pesan untuk menyampaikan ke Jokowi tentang penolakan BPJS di 22 rumah sakit di Jakarta. Fahmi mengatakan, pasien tersebut telah diterima dengan baik di RS Pasar Rebo. Akan tetapi, ternyata pasien membutuhkan tindakan lebih lanjut terhadap sakit yang dideritanya.

RS Pasar Rebo belum memiliki fasilitas untuk menangani penyakit si pasien. Akhirnya, pasien dirujuk ke RS Tarakan.

"Disana sudah di-handle dengan baik sebagaimana tindakan kedokteran. Semua sudah dijalankan sesuai prosedur seharusnya," ujar Fahmi.

Beberapa waktu lalu, Gubernur DKI Jakarta, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama geram karena ada pesan berantai (broadcast message) melalui BlackbBerry Messenger (BBM) tentang layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang kurang baik. Ahok menegaskan kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan pesan berantai tersebut.

"Kamu langsung hubungi kita dong. Kasih tahu kita rumah sakit yang kurang ajar yang mana, kutempeleng di depan kau," kata Ahok di rumah dinas Gubernur DKI, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/11/2014).

Padahal, Ahok mengetahui langsung bahwa pasien yang bersangkutan telah tertangani dengan baik di salah satu rumah sakit. Namun, banyaknya tangan nakal membuat pesan berantai lama itu kembali muncul. Bahkan Ahok menilai bisa saja pesan berantai itu dikeluarkan kembali satu tahun kemudian.


Penulis : Jessi Carina
Editor : Fidel Ali Permana

Sumber : Kompas.com News

Diskriminatif, Larang Sepeda Motor Lewati Jalan Sudirman-Thamrin

Jumat, 5 Desember 2014 | 05:23 WIB

Kompas.com/Unoviana KartikaHujan deras mengguyur Jalan Sudirman-Jalan Thamrin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (24/11/2014).

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelarangan sepeda motor melintas di Jalan MH Thamrin dan Jalan Medan Merdeka Barat dianggap sebagai kebijakan yang diskriminatif.

Anggota DPRD DKI Jakarta dari fraksi Partai Gerindra Muhammad Sanusi mengatakan alasan tingginya angka kecelakaan sepeda motor dijadikan dasar dilakukan pelarangan sepeda motor melintas di jalan MH Thamrin dan Medan Merdeka Barat tidak logis.

"Kalau kecelakaan motor itu biasanya ada lubang. Tapi kalau ada kecelakaan, harusnya pemerintah bukan melarang menurut saya, ini karena ketidakberdayaan pemerintah megelola manajemen traffic," ungkap Sanusi di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (4/12/2014).

Dikatakannya, kebijakan tersebut mirip dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Pemerintah mengeluarkan kebijakan tidak memikirkan lebih jauh dampaknya terhadap masyarakat kecil.

"Ini namanya diskriminatif. Undang-undang dibuat harus punya atau didasari rasa keadilan. Kalau dasarnya takut kecelakaan ya buat jalur. Terus kalau mau paksa orang tidak naik motor, paksa juga orang untuk tidak naik mobil," ungkapnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Muhammad Akbar menjelaskan dalam tiga tahun terakhir 1.944 orang meninggal dunia akibat kecelakan kendaraan bermotor yang didominasi pengguna sepeda motor. Untuk pelarangan sepeda motor tersebut, Pemprov DKI menyiapkan sekitar 10 bus tingkat gratis yang disediakan khusus untuk pemotor dari Bundaran HI.

Dengan kebijakan tersebut, ia menilai lalu lintas di jalan Thamrin dan Medan Merdeka Barat akan lebih baik. Pasalnya, perilaku pemotor selama ini sering mengintimidasi pejalan kaki di trotoar dan pengguna sepeda.

"Dengan tidak adanya sepeda motor, kita tidak hanya melihat apakah lalu lintas menjadi lebih tertib, tetapi juga apakah jumlah pejalan kaki dan pengguna sepeda meningkat, mengingat selama ini mereka adalah kelompok yang selama ini sering diintimidasi para pengguna sepeda motor," ungkapnya. (Adi Suhendi)


Editor : Fidel Ali Permana
Sumber : Tribun Jakarta


Sumber : Kompas.com News

Sambangi Keluarga ABK Oryong 501 yang Tewas di Laut Bering, Nusron Wahid Pimpin Doa

Jumat, 5 Desember 2014 | 06:04 WIB

YONHAP / AFPKapal ikan Oryong 501 yang tenggelam di Laut Bering, Rusia, Senin (1/12/2014).


JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid, Kamis (4/12/2014) malam, mengunjungi kediaman keluarga Mukhtar Mokodompit (35), salah satu korban tewas dari tenggelamnya kapal ikan Oryong 501.


“Sabar ya, Bu. Besok akan kami panggil perusahaan untuk mengurus klaim asuransinya. Doakan berhasil ya, Bu. Sabar dan doakan agar (mukhtar) diberi yang terbaik oleh Allah” ujar Nusron, di rumah keluarga Mukhtar di Jalan Lodan Dalam II B Pademangan, Jakarta Utara.

Nusron diterima istri Mukhtar dan dua anaknya. "Nanti apapun yang terjadi, pemerintah akan membantu menerbangkan jenazah almarhum kembali ke Indonesia,” janji dia.

Mukhtar adalah salah satu warga negara Indonesia yang bekerja di kapal berbendera Korea Selatan tersebut. Dia bekerja di kapal yang karam pada Senin (1/12/2014) itu sejak 6 Maret 2014, lewat perusahaan pengirim tenaga kerja PT Koindo Maritime Power yang berkantor di Kemayoran, Jakarta Pusat. 

Nusron mendatangi keluarga Mukhtar ini bersama Direktur Mediasi dan Advokasi, Teguh Hendro Cahyono, Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Jakarta Gatot Hermawan, Humas BNP2TKI, staf dari Direktorat perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, serta jajaran staf BP3TKI Jakarta.

“Yang terpenting jika ada apa-apa agar terus berkomunikasi dengan kita, Bu," imbuh Nusron. "Nanti jika sudah ada kabar kapan akan dipulangkan, kami beri tahu dan (kita) jemput bareng-bareng. Semuanya akan ditanggung pemerintah, Ibu tenang dan berdoa agar (Mukhtar) diberikan yang terbaik oleh Allah” lanjut Nusron.

Dalam kunjungan ini, Nusron juga menyerahkan santunan dari BNP2TKI. Dia pun memimpin doa bersama keluarga untuk Mukhtar maupun para korban dari musibah karamnya kapal itu.


Editor : Palupi Annisa Auliani


Sumber : Kompas.com News

Sepanjang 2014, 176 Kereta Bekas Jepang Masuk ke Indonesia

Jumat, 5 Desember 2014 | 08:03 WIB

Nadia ZahraGerbong khusus wanita dalam rangkaian kereta KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan.


JAKARTA, KOMPAS.com - PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) kembali mendatangkan kereta dari Jepang. Enam belas unit kereta itu tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada Jumat (5/12/2014). 



Manajer Komunikasi PT KCJ Eva Chairunisa mengatakan, kedatangan 16 unit kereta pada Desember ini menjadi penutup dari program pengadaan kereta dari Jepang selama 2014. 


"Enam belas unit kereta didatangkan kali ini merupakan bagian terakhir dari program pengadaan kereta untuk tahun 2014 ini. Dengan kedatangan 16 unit, maka secara keseluruhan tahun ini PT KCJ telah membeli 176 unit kereta dari Jepang (sepanjang 2014)," kata Eva melalui keterangan tertulisnya. 

Eva menjelaskan, seperti kedatangan sebelumnya, 16 unit kereta yang tiba kali ini merupakan kereta tipe 205 yang sebelumnya telah digunakan untuk layanan transportasi publik di kota-kota yang ada di Negeri Sakura itu. 

Kereta-kereta ini nantinya akan digunakan pada layanan KRL commuter line. Menurut Eva, pengadaan kereta dari Jepang sudah dilakukan sejak 2008 hingga 2014. Total dalam kurun waktu tersebut, jumlah kereta yang didatangkan oleh PT KCJ adalah 664 unit. 

"Tambahan KRL yang dibeli dari Jepang ini akan digunakan untuk menggantikan kereta yang memerlukan perawatan dalam waktu panjang," ucap Eva.

Tak hanya untuk menggantikan kereta lain yang membutuhkan perawatan, menurut Eva, pengadaan kereta dari Jepang juga bertujuan untuk menambah jumlah perjalanan commuter line. 

"Sejak Januari hingga November 2014 PT KCJ telah menambah sekitar 137 perjalanan KRL, dan mulai Senin 8 Desember mendatang, jumlah perjalanan akan kembali ditambah," pungkas Eva.


Penulis : Alsadad Rudi
Editor : Kistyarini

Sumber : Kompas.com News

Jakarta Rugi Gara-gara Larangan Rapat di Hotel




Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta melakukan inspeksi mendadak (sidak) kehadiran Pegawai Negeri Sipil (PNS).



Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menerapkan aturan larangan menggelar rapatdan kegiatan di hotel bagi lembaga pemerintah atau kementerian dinilai tidak masuk akal.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengatakan, bagi kota seperti Jakarta yang kegiatan jasa menjadi salah satu roda penggerak ekonomi utama, dampak pelarangan ini akan sangat besar.

"Jakarta sebagai kota jasa dengan banyak dibangunnya hotel salah satu alasannya karena ada pangsa pasar dari sektor pemerintah. Dan itu juga turut mendorong roda perekonomian," ujar Sarman saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Rabu (3/12/2014).

Dia menjelaskan, pemerintah baik pusat maupun daerah tidak bisa begitu saja terlepas dari pengadaan kegiatan di luar gedung pemerintah, seperti di hotel. Namun untuk menghemat anggaran tidak bisa begitu saja diterbitkan larangan untuk mengadakan kegiatan di hotel.

"Kalau untuk kegiatan yang wajar ya silahkan saja. Memang hal-hal yang tidak perlu di hotel. Tapi tetap harus ada (di hotel), tinggal dipilih saja mana yang perlu di hotel mana yang tidak. Kalau kegiatan yang pesertanya banyak ya tidak ada salahnya di hotel. Kalau pesertanya banyak tapi tidak boleh di hotel malah akan jadi pemborosan," jelas dia.

Sarman mengungkapkan, dilihat dari hitung-hitungan, jika lembaga pemerintah atau kementerian menyewa ruangan non-hotel untuk suatu kegiatan justru akan jauh lebih boros.

Menurut dia, jika suatu kegiatan instansi pemerintah dilaksanakan di hotel akan lebih hemat karena semuanya telah dihitung dalam satu paket dan biasanya mendapatkan diskon.

"Misalnya pesertanya sekian banyak, itu untuk gedungnya sudah tidak kena charge lagi, ruangan dan fasilitasnya sudah gratis. Kalau sewa gedung tersendiri, ruangnya dan masing-masing fasilitas seperti konsumsi, sound system, panggung dan lain-lain harus bayar lagi. Ini malah semakin mahal dan tidak efektif," tandasnya. (Dny/Ahm)

Sumber : http://bisnis.liputan6.com/

"Orchard Road" versi Jakarta Cuma Mimpi!



TRIBUNNEWS/HERUDIN Proyek jalan layang non-tol Kampung Melayu-Tanah Abang, yang melintasi Satrio International Shopping Belt di Jl Prof Dr Satrio, Jakarta Selatan, Rabu (3/4/2013). Jalan layang non tol ini diapit fasilitas belanja seperti Kuningan City, Mal Ambassador, ITC Kuningan, dan Lotte Shopping Avanue @ Ciputra World Jakarta.





JAKARTA, KOMPAS.com - Obsesi Jakarta menyulap koridor Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan, sebagai koridor khusus wisata dan belanja atau beken disebut Satrio International Tourism and Shopping Belt mirip dengan Orchard Road di Singapura, dianggap hanya mimpi.
Mimpi tersebut bahkan tidak akan terwujud selamanya bila kondisi perkotaan di sekitar koridor Satrio secara umum tidak mendukung. Kendati saat ini Pemprov DKI Jakarta tengah membangun dan memperbaiki jalur pedestrian di kawasan tersebut.

Komisaris Hanson Land Group, Tanto Kurniawan, menyatakan pendapatnya terhadap pembangunan koridor khusus yang digagas maestro properti Indonesia, Ciputra, kepadaKompas.com, Rabu (3/12/2014). 

""Orchard Road" versi Jakarta cuma mimpi. Dan mimpi itu tidak akan terwujud selamanya bila kondisi Jakarta tidak ada perbaikan. Terlebih di koridor Satrio yang semrawutnya minta ampun. Sabuk khusus wisata dan belanja itu punya persyaratan yang harus dipenuhi, dan Jakarta jauh dari persyaratan itu," papar Tanto.

Dia menuturkan, sabuk khusus wisata dan belanja harus didukung oleh kondisi infrastruktur jalan yang memadai, serta jalur pedestrian yang lebar dan rindang oleh pepohonan sehingga pejalan kaki merasa nyaman berjalan di atasnya. 

"Selain itu, mudah diakses oleh moda transportasi yang dikembangkan secara terintegrasi. Terutama moda trasportasi publik dengan beban angkutan massal. Koridor Satrio itu harus nyaman buat orang yang memang bertujuan untuk wisata dan belanja. Jadi, Jakarta harus punya obyek wisata yang menarik untuk dilihat dan dinikmati. Sekarang yang ada apa? Kemacetan dan semrawut," tandas Tanto.

Saat ini, lanjut dia, orang-orang Jakarta yang punya duit lebih memilih berbelanja di Singapura, atau Paris sekalian bagi mereka yang melek originalitas dan gengsi merek. Selain memang sudah punya Orchard Road "asli", juga barang-barang yang dijual di Singapura, lebih murah untuk beberapa item ketimbang di Jakarta. 

"Nah, dengan kondisi demikian, bagaimana mungkin Jakarta menarik minat orang asing jika orang-orang Jakarta-nya sendiri justru masih menjadikan Singapura sebagai tujuan wisata dan belanja? Belum lagi masalah tax refund dan value added tax-nya. Jakarta belum punya infrastruktur untuk itu," kata Tanto.

Moratorium

Faktor lain yang menghambat koridor Satrio jadi Orchard Road versi Jakarta adalah moratorium pusat belanja. Kendati hanya merupakan himbauan lisan, namun Pemprov DKI Jakarta sangat serius terhadap penerbitan perizinan baru pembangunan pusat belanja.

"Banyak pengembang yang mengajukan izin pembangunan mal baru. Tapi hingga saat ini tidak kunjung turun. Contohnya izin pembangunan mal di kawasan Senayan, koridor Mas Mansyur, atau di Kemayoran," buka Tanto. 

Di koridor Satrio sendiri, tambah dia, ada beberapa pengembang yang akhirnya mengonversi rencana membangun pusat belanja menjadi hanya perkantoran dan apartemen. Dengan demikian, tidak akan ada penambahan pusat belanja baru lagi menggenapi Mal Ambassador, ITC Kuningan, Lotte Shopping Avenue @CW1J, Kuningan City, dan Gandaria City.

"Jadi, faktanya, ucapkan selamat tinggal pada mimpi Satrio International Tourism and Shopping Belt," pungkas dia.

Sumber : 

Dampak Globalisasi Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat di Jakarta

Dewasa ini, warga negara dihadapkan kepada perkembangan jaman yang berjalan sangat cepat. Terlebih dalam era globalisasi sekarang ini, yang menyentuh berbagai bidang kehidupan bangsa (politik, ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya) telah membawa dampak yang sangat dalam terhadap berbagai level kehidupan, baik lokal, nasional, regional, maupun internasional. Globalisasi diartikan sebagai proses yang menghasilkan dunia tunggal, masyarakat di seluruh dunia menjadi saling tergantung di semua aspek kehidupan, politik, ekonomi, dan budaya (Robertson dalam Sztompka, 1994). Masyarakat kini telah menunjukkan kenyataan yang sama sekali berbeda. Globalisasi dapat didefinisikan sebagai penyebaran kebiasaan-kebiasaan yang mendunia, ekspansi hubungan yang melintasi benua, organisasi kehidupan sosial pada skala global, dan pertumbuhan sebuah kesadaran global bersama. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju menghilangkan hambatan ruang dan waktu sehingga arus globalisasi berjalan dengan sangat cepat.



Arus globalisasi telah terasa sejak akhir abad ke-20. Arus ini telah membawa perubahan besar pada kehidupan manusia di dunia, yang mau tidak mau harus mempersiapkan diri untuk menghadapinya, tak terkecuali masyarakat Indonesia khususnya di Jakarta. Jakarta sebagai ibukota Negara Indonesia merupakan pusat kota yang pertama dan paling cepat menerima arus globalisasi. Dengan masuknya arus globalisasi di Jakarta, akan memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan sosial masyarakatnya.



Perkembangan masyarakat Jakarta yang semakin bergaya hidup global secara langsung berdampak pada gaya hidup masyarakat Betawi yang notabene berada di wilayah metropolitan Jakarta. Banyak hal dari aspek kehidupan masyarakat Betawi yang sulit ditemukan pada saat ini, terutama dalam hal kesenian. Faktor utama hilangnya kesenian tradisonal Betawi adalah hadirnya kompetitor kesenian yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat modern. Norma dan nilai kehidupan disampaikan dan mendapat salurannya melalui kesenian. Artinya, kesenian akan hidup dan berkembang apabila masyarakatnya memelihara, mengembangkan, melakukan secara aktif, dan mengapresiasi. Dalam konteks itulah, secara kritis perlu dilihat bagaimana kesenian tradisional Betawi pada era globalisasi ini.

Selain itu, dampak langsung dari globalisasi di Jakarta adalah perubahan sosial budaya di dalam kehidupan masyarakat. Sayangnya perubahan ini tidak selalu baik, ada juga yang tidak baik dan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Perubahan ini bisa dilakukan siapa saja, baik secara individu, sekelompok orang, maupun mayoritas masyarakat. Berikut ini beberapa contoh-contoh perubahan sosial budaya yang terjadi di dalam kehidupan sosial di Jakarta:

1. Cara Berkomunikasi
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi merubah cara kita dalam berkomunikasi. Dulu komunikasi dilakukan dengan surat-menyurat, tetapi saat ini dilakuan dengan sms atau e-mail. Dulu juga ada yang namanya telegram dan telegraf, akan tetapi saat ini perannya digantikan dengan telepon, handphone, dan jejaring sosial. Ini membuktikan bahwa perkembangan teknologi dapat menyebabkan perubahan budaya dimasyarakat.

2. Cara Berpakaian

Cara masyarakat kita berpakaian tidak lepas dari globalisasi di Indonesia. Dulu, orang-orang kita bangga mengenakan pakaian adat dari daerah masing-masing. Tetapi, saat ini rasanya hal itu sangat sulit dijumpai kecuali kalau ada acara-acara adat. Cara berpakaian dipengaruhi dari informasi-informasi yang didapatkan dari berbagai media seperti Tv dan Internet. Saat ini, cara berpakaian sebagian masyarakat banyak dipengaruhi oleh budaya barat.

3. Gaya Hidup

Salah satu perubahan sosial budaya yang terjadi didalam masyarakat Indonesia adalah gaya hidup atau yang sering disebut “lifestyle”. Sebagian masyarakat menerapkan gaya hidup yang baik didalam kehidupannya seperti menjadi vegetarian, workaholic, dll. Tetapi ada juga sebagian masyarakat yang terjerumus kedalam lifestyle yang tidak baik yang tentu tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia seperti narkoba dan pergaulan bebas.

4. Westernisasi (Kebarat-baratan)

Tidak sedikit budaya barat yang masuk ke Jakarta, contohnya adalah perayaan hati valentine dan halloween. Meskipun kedua budaya tersebut bukan budaya asli Indonesia, akan tetapi tidak sedikit masyarakat Indonesia yang melestarikan budaya tersebut. Banyak masyarakat Indonesia yang menyatakan bahwa budaya asing jauh lebih menarik ketimbang budaya kita sendiri, hal ini yang menyebabkan interest kepada budaya lokal semakin menurun.

5. Emansipasi Wanita

Salah satu bentuk perubahan sosial budaya yang terjadi dimasyarakat Indonesia khususnya di Jakarta adalah emansipasi wanita. Artinya wanita memiliki derajat yang sama dengan pria. Dulu kita jarang sekali melihat wanita yang menjadi pimpinan, bahkan ada kalimat orang tua yang menyatakan bahwa kehidupan wanita adalah disekitar dapur, sumur, dan kasur. Saat ini tentu berbeda, banyak wanita yang menjabat peran penting dinegeri ini seperti anggota parlemen, pimpinan perusahaan, dll.

6. Masyarakat Semakin Kritis

Perkembangan informasi dan komunikasi membuat akses terhadap informasi semakin mudah. Informasi tersebut bisa didapatkan dari berbagai media komunikasi, seperti koran, televisi, internet, dll. Hal tersebut membuat masyarakat kita semakin cerdas dan kritis, contohnya adalah masyarakat selalu mengomentari kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk negeri ini, terlebih jika kebijakan tersebut tidak populis dimata rakyat.

7. Hilangnya Permainan Tradisional

Saat ini, kita akan sulit untuk menemukan permainan tradisional seperti gasing atau congklak. Kalaupun ada, pasti dimainkannya didaerah-daerah terpencil seperti pedesaan. Padahal permainan itu sangat populer pada masanya, dan merupakan permainan asli Indonesia. Sekarang perannya sudah diganti dengan permainan modern seperti Playstation, Xbox, Wii, dan lain-lain. Nampaknya permainan modern jauh lebih menarik ketimbang permainan tradisional.

8. Pudarnya Minat Kepada Alat-alat Musik Tradisional

Minat masyarakat terhadap alat-alat musik tradisional seperti angklung, gamelan dan lainnya semakin berkurang. kalaupun ada itu hanya sebagian kecil masyarakat yang peduli dan tergerak hatinya untuk melestarikan alat-alat musik tradisional. Sekarang banyak masyarakat yang cenderung menyukai alat-alat. musik modern seperti gitar, piano, drum dan lainnya. Jika hal ini tidak segera diantisipasi, bukan tidak mungkin alat-alat musik tradisional kita akan hilang.

9. Tergerusnya Kebudayaan Indonesia

Bentuk lain perubahan sosial budaya di Indonesia adalah tergerusnya budaya asli Indonesia. Perlu diketahui bersama bahwa tidak sedikit dari kebudayaan kita yang sudah mulai punah. Meskipun demikian, banyak masyarakat Indonesia yang lebih berminat dengan budaya asing yang masuk ke Jakarta seperti break dance, beat box, dan lainnya. Ini sangat mengkhawatirkan dan perlu segera ditindaklanjuti bersama.

Sebagai generasi muda, kita harus prihatin terhadap dampak negatif dari globalisasi dan memikirkan upaya yang harus dilakukan dalam menghadapi dampak negatif globalisasi tersebut.Pertama, dengan cara menanamkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya agar kita memiliki jiwa nasionalisme terhadap bangsa Indonesia yang kuat. Kedua, kita perlu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar tidak terjerumus ke dalam perilaku-perilaku yang menyimpang dan dilarang agama sebagai akibat dari dampak negatif. globalisasi.Ketiga, kita patut melestarikan dan mengembangkan budaya-budaya asli Indonesia khususnya di Jakarta agar tidak kalah saing dan luntur terhadap budaya-budaya barat. Keempat,melakukan penyaringan terhadap informasi yang beredar agar masyarakat tidak terkontaminasi dengan dampak nedatif globalisasi yang mengubah kebiasaan, nilai kehidupan, dan pandangan hidup. Kelima, lebih memilah-milah terhadap kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia.


Referensi :
Martono, Nanang. 2011. SOSIOLOGI PERUBAHAN SOSIAL Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sumber : http://3npgsd.blogspot.com

 
Design by Lembaga Musyawarah Kerlurahan Duri Kepa | Bloggerized by Lasantha - LMK DURI KEPA | Online Project management