Kali ini akan berbagi kisah si Pitung dan pasar Tanah Abang. Tidak bisa di pungkiri lagi, nama si Pitung ikut menghias khasanah lembaran sejarah Betawi. Namanya begitu populer melalui berbagai penerbitan serta mengilhami sutradara untuk membuat film layar lebar, sekalipun dibumbui di sana-sini sekedar penyedap bagi penontonnya.
Salah seorang yang masih mempunyai perbendaharaan ingatan adalah Mandor Mili (86 thn), berdiam di kawasan Rawa Belong tidak jauh dari kuburan "Si Pitung" yang letaknya disamping pintu gerbang kantor STO Telkom, Pal Tujuh, Palmerah. Masa mudanya dihabiskan menjadi centeng di kota maupun daerah lainnya. Mengaku tidak bersekolah seperti teman-teman sejamannya. Orang tua perempuannya bernama AISYAH yang waktu mudanya dikenal sangat cantik, sampai-sampai si Pitung ikut jatuh cinta dan berhasil memikat si gadis menjadi tunangannya. Namun sayang belum sampai menikah si Pitung lebih dahulu ditangkap dan di tembak Kompeni. akhirnya Aisyah bertemu dengan Mandor Muin dan lahirlah Mili atau Sarmili yang menceritakan
ingatannya itu.
Menurut Sarmili atau lebih dikenal dengan sebutan Mandor Mili yang diperoleh dari cerita ayahnya, si Pitung meninggal ketika masih bujangan kira-kira berumur 25 tahunan.
Dia lima bersaudara yaitu:
1. Jamiin
2. Kecil
3. Riin
4. Entong
5. Pitung
Apakah si Pitung sering dagang ke pasar Tanah Abang (T.A)?
"Itu sebenernye tidak bener, tapi kalo nyamar atau membantu abang-abangnye barangkali ade benernye". demikian mandor Mili menyanggah sambil menambahkan, "itu bumbu-bumbu (dalam film.admin) saja dia kan buronan kompeni.
Sewaktu masih kecil memang pasar T.A tempat main Pitung, mandi di kali Krukut yang bening airnya.
Si Pitung tertangkap didekat Sentiong (kuburan Cina) di Kota Bambu, tempat menginapnya di rumah Nyai Buangterletak jauh dari kuburan tersebut.
Menurut mandor Mili, keluarga Pitung memang tergolong orang-orang pemberani apalagi membela kawan, membunuhpun mau seperti pernah dibuktikan keponakan Pitung terhadap centeng Hotel Des Indes.
Tidaklah salah orang mengatakan perjuangan si Pitung dilandasi membela rakyat kecil yang tertindas kaum tuan tanah kaki tangan kompeni, sebab menurut sejarahnya daerah Palmerah, Kemanggisan dan sekitarnya merupakan wilayah perjuangan Pangeran Jayakarta melawan Belanda.
Sumber : http://catatanhaikals.blogspot.com/